sinarmaluku.com – Diduga Tiga orang pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS) Provinsi Maluku meninggal dunia saat menjalankan tugas di Pemilu 2024. Tiga pengawas TPS ini meninggal diduga karena kelelahan.
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Maluku , Subair mengatakan,tiga jajaran Bawaslu di tingkat desa itu meninggal dunia dalam melakukan penugasan selama tahapan Pemilu berlangsung.
Ini lebih banyak dibandingkan tahun 2019.Tetapi tahun 2019 yang didominasi sakit karena kelelahan,” kata Subair
Satu diantara orang ketiga itu berasal dari Maluku Tenggara (Malra). Dia meninggal karena sakit pada tahapan pemutakhiran data. Kemudian lainnya lagi meninggal dalam melaksanakan tugas pengawasan distribusi logistik di Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT).
“Sementara satu pengawas TPS lainnya di KKT juga meninggal dunia. Dia diduga bunuh diri setelah menyerahkan laporan pengawasan ke panwascam,” ujarnya.
Sebelum memberikan mandat kepada pengawas pemilu, Subair mengaku telah melakukan mitigasi dengan mewajibkan persyaratan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter pada saat pendaftaran pengawas.
Selain itu juga bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk melakukan pencatatan riwayat kesehatan kepada seluruh pengawas.
“Itu untuk mengantisipasi jika ada yg memiliki riwayat gangguan kesehatan. Jadi kami juga memberikan santunan kepada pengawas yang sakit, kecelakaan saat melakukan tugas dan atau meninggal dunia,” katanya.
Meski begitu, Subair mengakui pekerjaan pengawas saat ini tidak terlalu berat, termasuk juga untuk pengawas TPS yang masa kerjanya berakhir pada 21 Februari 2024.
Kata dia, mulai 21 Februari mendatang, sudah tidak ada lagi beban tugas jika sudah menyerahkan laporan. “Jadi pengawas TPS yang mengawasi pemindahan surat suara dari TPS ke kecamatan, bebannya sudah tidak berat,” tandasnya. (***)
