Ragam

Lewerissa : Jangan Saling Menyalahkan Soal Matinya Mangrove di Teluk Ambon

r. Sampah Plastik Mendominasi

sinarmaluku.com – Matinya tanaman mangrove di sekitar kawasan Teluk Ambon membuat semua pihak angkat bicara.

Ketua Komisi II DPRD Maluku, Johan Lewerissa menegaskan, matinya mangrove di Teluk Ambon tidak sepatutnya saling menyalahkan. Ini penting, karena pertumbuhan mangrove merupakan tanggung jawab bersama.

Kepada sinarmaluku.com, Lewerissa menjelaskan, Mangrove merupakan tanaman penting yang tumbuh di pesisir pantai. Sehingga dalam kehidupan berkelanjutannya, mangrove wajib mendapat perlindungan. Bukan hanya oleh pemerintah tapi juga masyarakat.

Beberapa manfaat tumbuhan ini yakni yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai. 2) Sebagaimana fungsi tumbuhan yang lain, mangrove juga memiliki fungsi sebagai penyerap gas karbondioksida (CO2) dan penghasil oksigen (O2). 3) Hutan mangrove memiliki peran sebagai tempat hidup berbagai macam biota laut seperti ikan-ikan kecil untuk berlindung dan mencari makan. Selain binatang laut, bagi hutan mangrove yang ruang lingkupnya cukup besar sering terdapat jenis binatang darat di dalamnya seperti kera dan burung.

“Jadi, kalau mangrove mati, maka fungsi ini sudah tidak ada lagi,” kata Lewerissa.

Dikatakan, signifikan antara kegiatan di darat dengan apa yang ditemukan di pantai itu sangat erat kaitannya.

Dimana, dari segi analisis fisik arus laut kawasan Poka dan Rumah Tiga menjadi daerah penampung. Artinya, jika kawasan tersebut tidak sering dibersihkan, arus laut yang kuat akan membawa sampah dan tertampung.

“Jadi, kita tidak tahu apakah masyarakat buang sampah di kawasan itu ataukah karena arus laut maka sampah dari berbagai tempat akan masuk sehingga harus sering dilakukan pembersihan,” katanya.

Menurut Lewerissa, papan himbauan oleh Pemerintah Kota agar masyarakat kalesang lingkungan, tidak hanya menjadi pajangan semata tapi wajib untuk bertindak tegas dan mengawasi terus lokasi tersebut.

pengawasan dan fungsi kontrol pemerintah terhadap lingkungan disekitar hutan mangrove harus terus dilakukan.
Ini penting, mengingat, tugas kita secara bersama adalah menjaga kesuburan dan pertumbuhan mangrove dengan baik. Bahkan, menjadi alasan kewaspadaan karena, disekitar hutan mangrove terdapat sejumlah aktivitas masyarakat seperti perbengkelan, Indomaret, dan pembangunan pemerintah.

Disinggung hasil lab terhadap matinya mangrove, Lewerissa tegaskan, Apapun hasilnya, penting untuk dibahas secara bersama, dan mencari solusi bersama. Tidak dengan saling menyalahkan, tetapi semua unsur yang berada di sekitar hutan itu wajib bertanggung jawab dengan mencari solusi bersama untuk pemulihan mangrove kembali.

” Tidak ada alasan untuk saling menyalahkan. Karena matinya mangrove saling ketergantungan dengan sikap dan ulah manusia. Jadi, tidak penting untuk menunjuk siapa salah dan siapa benar. Karena semua yang ada di sekitar kawasan hutan mangrove bertanggung jawab untuk itu,” tegasnya sembari menambahkan, hal ini akan dibicarakan bersama Walikota Ambon untuk menindaklanjuti tumpukan sampah yang sampai saat ini belum ada solusinya.

Lewerissa berharap, kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah disungai dan disekitar hutan mangrove, karena sebelum melakukan hal itu, wajib melihat dampak bagi hutan lindung dan juga bagi masyarakat. (VFG)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

To Top