Putuhena : “Ada Kapal dan Bengkel Disitu”
sinarmaluku.com – Ikatan Alumni Universitas Pattimura (IKAPATTI) telah melakukan paparan kajian hasil laboratorium Pusat Survei Geologi Bandung terkait matinya ratusan mangrove di kawasan PLTD Poka, Kecamatan Teluk, digelar di Hotel Manise, Sabtu (17/12/2022)
Dr. J Putuhena, SHut,MSi dalam paparan yang disampaikan menjelaskan, Hasil lab yang diterima menyatakan adanya kadar minyak berlebih menyebabkan Lentisel mangrove tertutup dan mati.
Kata Putuhena, IKAPATTI telah melakukan berbagai tindakan penelitian dan pengamatan dengan turun langsung ke area mangrove hingga mengambil sampel untuk diuji dan diteliti pada lab.
IKAPATTI telah melakukan koordinasi dengan pihak PLN untuk mengambil sampel di outletnya. Alhasil, tidak ditemukan minyak diarea tersebut.
“Jadi, daerah mangrove ini bentuknya cekung. Bagian belakang tinggi, sehingga jika air pasang surut maka minyak tidak keluar, letaknya lebih tinggi dari area mangrove kurang lebih 0,2 – 0,45 meter,” Kata Putuhena
Berdasarkan penelitian IKAPATTI kata Putuhena, Mangrove yang tersebar di area tersebut sebanyak 131 pohon dan tersisa 50 pohon masih sehat sisanya mati.
Untuk itu, IKAPATTI kemudian melakukan boring di beberapa titik serta pengeboran dengan berbagai kedalaman untuk mengetahui adanya tumpukan minyak, dan ternyata sebagian besar sudah tercemar minyak
” Kita tidak bisa salahkan siapa siapa atau menjastifikasi siapa dari masalah ini, karena semua aktivitas terjalani disekitar area mangrove. Ada PLN, perkapalan, perbengkelan, juga bangunan bangunan milik pihak lain, sehingga dalam pertemuan ini ada solusi untuk dituntaskan secara bersama,” tegas Putuhena
Atas masukan dan saran, kata Putuhena, maka dalam waktu dekat IKAPATTI akan menyurati Brin -LIPI, Dinas Lingkungan Hidup (LH) Maluku, Pertamina, PT.PLN, Dinas PUPR dan Dinas Perikanan Provinsi, RT/RW setempat, Raja Poka untuk mencari solusi bersama.
Ini penting, untuk secara bersama melihat kondisi mangrove, dan mempertimbangkan secara bersama apakah nanti alih fungsi atau akan dilakukan gebrakan baru seperti apa, itu semua kata Putuhena akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
Sementara itu, Ibu Fanny Soselisa SHut.MSc. Dosen Pertanian Jurusan Fakultas Kehutanan Unpatti Ambon mengatakan, Terhadap kondisi mangrove saat ini masih dalam pantauan tim untuk terus mengamati perkembangan mangrove. ini penting, karena matinya mangrove itu tidak secara langsung tetapi secara bertahap dan perlahan yang mulai dari bagian akar.
Menurutnya, Kematian vegatasi mangrove ini dikarenakan kondisi zat pencemar (minyak) telah menutupi lentisel pohon mangrove sehingga mengganggu proses metabolisme vegetasinya seperti proses masuk keluar oksigen dan proses menyerap makanan dan zat-zat mineral dari dalam tanah.
Selain itu, kata Fanny kematian vegatasi mangrove oleh karena tumpahan minyak diidentifikasi telah terjadi selama beberapa bulan. Vegatasi mangrove merupakan vegetasi tersebut mati maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi zat pencemar tetap terkonsentrasi pada areal mangrove hal ini dapat dibuktikan ketika Tim Peneliti terjun langsung ke lapangan dimana substratnya semuanya mengandung minyak.
Mangrove merupakan jenis vegetasi pantai yang mampu hidup pada kondisi salinitas (kadar garam) yang tinggi dan mampu hidup dalam kondisi terendam pada pesisir pantai dan hidup pada kondisi lingkungan berlumpur (substrat lumpur). Fungsih dan manfaat mangrove ada 3 yaitu: fungsih dan manfaat ekonomi, biologi dan fisik.
Pada dasarnya mangrove merupakan jenis yang berfungsi untuk menjaga garis pantai. Terutama melindungi pantai dari abrasi pantai dan pencemaran pantai. Mangrove juga berfungsi meruduce zat-zat pencemar pada pesisir pantai. Sehingga mangrove merupakan jenis yang berfungsi melindungi pantai dari proses pencemaran yang terjadi
” Ini hasil laboratorium dan didukung dengan hasil.kajian dan dilakukan bahwa ada kandungan minyak yang akibatkan mangrove mati. Namun tidak menjustifikasi siapa yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini, karena banyak aktivitas oleh kelompok kelompok disana, sehingga hal ini jadi tanggung jawab bersama untuk bagaimana menemukan solusi terbaik,” tutup Fanny
Sementara itu, Perwakilan PLN Ambon menyampaikan dukungan untuk langkah selanjutnya dalam mengkoordinasikan bersama sejumlah pihak untuk mendapatkan solusi terbaik.
Ini penting, mengingat selama ini kabar miring dari sudut pandang yang berbeda dan menyalahkan PLN. Namun, dengan hasil laboratorium dan kebijakan IKAPATTI berdasar hasil kajian di area mangrove, disimpulkan terdapat banyak aktivitas yang berkaitan dengan minyak dan limbah sehingga tidak menjadi acuan untuk menyalahkan sepihak.
Pihak PLN mendukung kerjasama dan jika menjadi tanggung jawab bersama maka akan dilakukan secara bersama sama pula. (***)
