Ragam

Diduga Ada “Kong Kali Kong” Dibalik Rp.85 Juta, Ini Penjelasan Patty

r. Soal Pengiriman Calon Pekerja ke Australia

sinarmaluku.com – Berkembang isu tak sedap terkait adanya upaya mencari keuntungan atau Kong kali kong dilingkup Pemerintah khusus Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Ambon terpaksa mengharuskan Kepala Disnaker Kota Ambon, Stiven Patty angkat bicara.

Dalam keterangannya kepada wartawan menegaskan, pihaknya tidak mencari keuntungan apapun dari biaya yang telah ditetapkan sebesar Rp 85 juga untuk setiap calon pekerja yang nantinya akan diberangkatkan bekerja ke Negeri Kanguru, Australia.

Dimana, jumlah calon pekerja yang terdaftar sebanyak 430 orang, dan yang berhasil diseleksi kualifikasi sebanyak 148 orang. Proses seleksi masih terus dilakukan hingga Jumat 31 Maret 2023 mendatang. Selanjutnya dalam proses keberangkatan, para calon pekerja sebelumnya akan dibina dan dipersiapkan dengan baik dari kelengkapan dokumen sampai pada waktunya keberangkatan ke Australia.

“Jadi untuk pembayaran, biasa enam kali sistem bayar khusus untuk pembayaran biaya mulai dari urus dokumen hingga awal bekerja dan ada 13 item tahapan yang di include biaya semua di 85 juta. Seperti untuk pelatihan, pengurusan visa, asuransi kesehatan, tiket pesawat, biaya hidup selama seminggu dan biaya inap,” kata Patty

Patty menegaskan, ketika para kandidat membayar biaya tersebut seluruh item itu terjamin dan mereka siap bekerja. Sebab kerjasama telah terbangun dengan IWG yang juga memberi garansi serupa.

“Mereka akan ada dalam persiapan sebelum berangkat ke Australia selama 6 bulan paling lambat. Tapi kalau ada yang proses dokumen dan lainnya cepat, maka dia bisa berangkat lebih cepat. Kita sudah sosialisasi itu semua ke calon kandidat termasuk tahapan pembayaran,” ulasnya.

Patty mengaku, dalam pertemuan ternyata ada calon kandidat yang kondisi keuangannya mampu dan berat membayar biaya Rp 85 juta dengan standar dollar.

Terhadap hal ini maka, Pemerintah Kota (Pemkot) pun coba mencari solusi, salah satunya bagaimana memanfaatkan pembiayaan dari bank dengan skema yang lebih spesifik, bahwa mereka sampai disana baru pengembalian.

“Para calon kandidat pekerja kita punya potensi, tapi kondisi keuangan kan beda-beda. Maka kita cari solusi atasi itu agar mereka bisa bekerja di Australia. Peluang kerja disana sangat menjanjikan, tetapi kami juga tidak memaksa, tergantung calon kandidat. Kalau setuju ayo, tidak juga tidak apa-apa,” tandanya

Patty berharap, masyarakat dapat lebih bijak melihat segala sesuatu terutama pemerintah dalam upaya untuk menekan pengangguran di Maluku khusus Kota Ambon.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

To Top