sinarmaluku.com – Pasca jatuhnya satu buah kontener di perairan Buru dan mengakibatkan ratusan ikan mati karena diduga ada kandungan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) membuat masyarakat Maluku khusus di Kota Ambon takut dan cemas untuk mengkonsumsi ikan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Maluku, Roy Syauta kepada sinarmaluku.com menghimbau masyarakat Kota Ambon tidak perlu khawatir dan cemas untuk mengkonsumsi yang dijual di pasar.
Ini dikarenakan, radius jatuhnya kontener tidak terlalu jauh dan volume matinya ikan akibat dugaan B3 belum terlalu menyebar masih pada lokasi disekitar TKP belum sampai ke Ambon, sehingga untuk ikan ikan yang diluar area tersebut masih dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
“Jadi, masyarakat Jang khawatir dan cemas untuk konsumsi ikan, masih bebas karena ruang lingkup masih kecil, bahkan untuk pengamatan kami di Hari ke tiga, pH sudah turun,” kata Syauta
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Buru, Ufaira Bin Thahir lewat keterangan tertulis mengimbau masyarakat di sekitar pelabuhan maupun Namlea secara keseluruhan
untuk sementara tidak boleh mengkonsumsi ikan mati terapung di lokasi insiden tersebut.
“Kami mengimbau kepada masyarakat pesisir di sekitar pelabuhan untuk tidak mengonsumsi ikan-ikan yang mati terapung di sekitar lokasi kejadian jatuhnya kontainer yang diduga berisi bahan kimia berbahaya,”kata Ufaira.
Ufaira juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas di pesisir pantai di area insiden.
“Hal ini sebagai bentuk pencegahan terkait adanya kadar bahan kimia di area perairan pelabuhan laut Namlea,”pungkasnya.
Seperti diketahui, Pada Selasa (28/3) sekitar pukul 16.30 wit Kontainer tdiangkat oleh crane dalam proses bongkar muatan kapal KM. Doloronda di Pelabuhan Namlea Kabupaten Buru, tiba-tiba terjatuh di laut akibat tali sling terputus atau terlepas. Kontainer itu diduga berisi B3 seperti Sianida (Cn) untuk pengolahan tambang di Gunung Botak, Pulau Buru.
Tak berselang lama jatuhnya kontainer, ratusan ikan di sekitar pelabuhan mati mendadak. Diduga akibat kandungan B3 di dalam kontainer tersebut. (***)
