sinarmaluku.com – Ketua Sinode GPM Maluku, Pdt. Elifas Maspaitella mengaku sangat menyayangkan insiden dugaan pelarangan masyarakat untuk beribadah. Pasalnya, itu terjadi saat Jemaat hendak melaksanakan kebaktian/ibadah minggu (15/5)
“Yang kita sesali kejadiannya terjadi menjelang kebaktian/ibadah. Tetapi karena ada hal yang sudah kita diskusikan berkaitan dengan kebijakan internal di Lanud, kita berharap misinterpetasi ini tidak dilanjutkan. Saya sudah tegaskan juga kepada Danlanud, supaya serendah-rendah tingkat ekonomi masyarakat Maluku, terutama warga GPM, memang kita tidak pernah datang ke kebaktian dengan sendal jepit.
Namun kata Elifas, Setelah peristiwa itu sudah ada perjumpaan antara Majelis Jemaat dan Danlanud dan sudah disepakati hal-hal yang akan kita lakukan kedepan yang didalamnya juga terkait sosialisasi terhadap kebijakan terhadap orang yang hendak berkunjung ke Mako TNI AU, mengingat Gedung Gereja ini berada didalam Mako TNI AU.
Selain itu juga telah disepakati terkait jam-jam kebaktian atau aktifitas pelayanan GPM yang memanfaatkan Gedung Gereja diluar hari Minggu. Karena akan ada Pelayan Gereja yang datang.
“Dan kami mohon agar itu juga bisa dikoordinasikan, sehingga tidak ada lagi hambatan-hambatan setelah ini. Itu sudah disepakati. Dan sebagai Sinode, kita berharap kedepannya apa yang harus kita jalankan bersama sebagai tanggungjawab kami di Gereja, akan kami jalankan. Dan yang menjadi tanggungjawab Satuan, juga bisa dijalankan. Supaya ada sinkronisasi yang baik,”tandasnya.
Elifas juga berharap, kepada Jemaat GPM, khususnya Jemaat Efrata, untuk terus membina kebersamaan dan kesatuan didalam hidup, dan terus berusaha apa yang menjadi bagian dari pelayanan Gereja, disatu sisi dan juga berusaha menyelaraskan hal-hal yang memang juga menjadi bagian dari tanggungjawab bersama dengan Satuan ini, sebagai satu Jemaat kategorial. (***)
