sinarmaluku.com – Wakil Ketua Komisi III DPRD Maluku, Hatta Hehanussa mengaku, Mega proyek bendungan Way Apu memiliki manfaat serta destinasi di Kepulauan Buru.
Bagaimana tidak, bendungan dengan susunan rencana akan mengairi 10.000 hektar sawah di Pulau Buru ini akan menghasilkan air baku dengan debit 0,5 m3/detik, serta dapat mereduksi banjir 557 m3/detik.
Bendungan Way Apu yang terletak di dua kecamatan Kabupaten Buru Provinsi Maluku yaitu di Desa Wapsalit Kecamatan Lolong Guba dan Desa Wea Flan Kecamatan Wae Lata.
Apabila beroperasi, bendungan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik sebesar 8 megawatt (MV) yang mampu memberikan pencahayan bagi lebih 8.750 rumah.
” Ditargetkan 2023 sudah selesai, maka sangat diharapkan akan memberikan potensi besar khusus bagi masyarakat di Kabupaten Buru,” kata Hatta
Bendungan Way Apu dibangun dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,08 triliun tersebut terbagi menjadi dua paket yaitu paket 1 berupa konstruksi bendungan utama senilai Rp 1,07 triliun.
Pembangunan bendungan ini dilakukan PT PP (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan skema kerja sama operasi (KSO). Hingga kini, progres konstruksi paket I mencapai 24,4 persen.
Kemudian, pekerjaan paket 2 berupa konstruksi bendungan pelimpah (spillway) senilai Rp 1,013 triliun oleh PT Hutama Karya (Persero) dan PT Jaya Konstruksi Manggala Tbk dengan progresnya mencapai 25,5 persen.
Sedangkan supervisi pembangunan bendungan senilai Rp 76 miliar dilakukan oleh PT Indra Karya (Persero).
Untuk diketahui, Bendungan Way Apu membendung Sungai Way Apu yang dibangun di atas lahan seluas kurang lebih 422,08 hektar.
Bendungan ini memiliki tipe zonal urugan inti tegak dengan tinggi mencapai 72 meter, lebar puncak 12 meter, panjang puncak 490 meter, dan luas daerah genangan mencapai 235,10 hektar. (VFG)
