sinarmaluku.com- Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, potensi kenaikan harga barang atau inflasi menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Ambon. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Ambon telah menyiapkan strategi, salah satunya dengan menggelar operasi pasar.
Wakil Wali Kota Ambon, Ely Toisuta, dalam rapat TPID yang dipimpinnya pada Selasa (11/3/2025), menekankan pentingnya langkah antisipatif ini. Beliau menjelaskan bahwa arahan pemerintah pusat mewajibkan seluruh daerah untuk melakukan operasi pasar guna menstabilkan harga barang kebutuhan pokok dan memastikan ketersediaan pasokan di pasaran.
“Berdasarkan hasil rapat koordinasi nasional, operasi pasar sangat penting untuk kemaslahatan masyarakat,” ujar Toisuta.
Selain operasi pasar, TPID Ambon juga akan melaksanakan beberapa program lain untuk menekan inflasi, antara lain pasar murah, Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai wilayah pemukiman, dan inspeksi mendadak (sidak) ke distributor untuk mencegah praktik penimbunan.
Komoditas yang menjadi fokus utama dalam operasi pasar adalah barang-barang yang biasanya mengalami fluktuasi harga menjelang hari raya, seperti cabai, telur, minyak goreng, dan beras. TPID akan berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menentukan lokasi dan waktu pelaksanaan operasi pasar secara rinci.
Pemerintah Kota Ambon berkomitmen untuk mengambil tindakan tegas terhadap distributor nakal yang terbukti melakukan penimbunan. Sanksi yang akan diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku, termasuk kemungkinan pencabutan izin usaha.
Sebagai informasi, pada bulan Februari 2025, Kota Ambon mencatat inflasi year on year (y-on-y) sebesar 0,58 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) 105,95. Sementara itu, month to month (m-to-m) mengalami deflasi sebesar 0,43 persen. Meskipun terjadi deflasi m-to-m, TPID tetap waspada dan proaktif dalam mengantisipasi potensi inflasi menjelang Idul Fitri.
